Ramadhan #1
Menu Takjil Favorit
Ramadhan
tiba. Apa yang terbayang di benak kamu?
Mungkin
sebagian langsung teringat beberapa menu takjil favorit. Ada yang terbayang
berbagai macam minuman segar seperti es buah, es campur, bubur kampiun, kolak,
cendol dan lainnya. Masing-masing keluarga pasti memiliki menu favorit sebagai
hidangan berbuka.
Di seantero
Indonesia saat Ramadhan menjamur para penjual makanan berbuka puasa (takjil),
dari makanan ringan berupa es, gorengan, jajanan pasar, kerupuk, keripik hingga
makanan berat semacam nasi kuning, nasi kebuli dan lainnya. Banyak sekali
macamnya.
Lapak-lapak
makanan seperti ini bermunculan tersebar di sudut kota, di sepanjang jalan raya,
di dalam komplek pemukiman, hingga di perkampungan. Mereka hanya bermodal
sebuah meja untuk berdagang. Membuka lapak dari pukul 3 sore hingga maghrib
saja.
Peminat
untuk membeli pun tak sedikit. Hampir semua penghuni rumah berburu jajanan di
sore hari dengan alasan ngabuburit,
istilah bahasa sunda yang jadi hits, yang artinya jalan-jalan sore untuk
menghabiskan waktu menjelang waktu berbuka.
Di
rumah saya, takjil yang biasa terhidang adalah gorengan dan kolak. Tak
ketinggalan air teh hangat sebagai minuman utama. Karena keluarga saya tidak
terlalu suka jajanan pasar untuk cemilannya, gorengan pun jadi pilihan utama.
Namun tak banyak variasi, kami lebih memilih cireng, tahu pong tanpa isi,
martabak tahu buatan sendiri dan tempe berbalut tepung yang garing. Mengikuti
tren sunnah beberapa tahun terakhir ini pun, saya selalu menyiapkan kurma
sebagai takjil.
Salah
satu menu takjil favorit di rumah saya adalah kolak yang isinya kolang-kaling
(buah atap) dipadu dengan ubi jalar dan pisang dalam kuah santan dan gula
merah. Sering juga saya dan keluarga membeli kolak dari lapak dagangan dadakan
itu. Namun dari sekian banyak penjual kolak di luar sana, keluarga saya lebih
menyukai kolak buatan saya.
Masakan saya tidaklah istimewa. Resep pun hanya peninggalan nenek moyang saya, hehe… tanpa inovasi baru, alias resep jadul. Semua takaran adonannya berdasarkan feeling dan cinta, eee aaa… itulah bumbu penyedapnya. Selamat menyimak!
Kolak
Kolang-Kaling
Menu
sederhana ini yang selalu ditunggu-tunggu saat berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Setiap daerah di Indonesia pembuatan dan cita rasanya bisa berbeda-beda.
Kolang
kaling ini adalah buah atap yang sudah dikupas. Bentuknya oval lonjong, berwarna
bening transparan seperti buah rambutan. Rasanya hambar dan sedikit berlendir.
Oleh karena itu buah ini harus dicuci bersih terlebih dahulu dengan air
mengalir.
Bahan yang diperlukan :
Kolang-kaling ½ kg.
Santan instan 1 bungkus.
Gula merah 2-3 balok kecil.
Gula pasir secukupnya
(biasanya 1 sendok makan).
Pisang kepok, pisang nangka,
pisang uli atau pisang tanduk.
Jahe 2 ruas jari.
Cara memasak :
Jangan lupa membaca "Bismillaah".
Kolang kaling setelah dicuci
bersih, kemudian direbus dengan sedikit air untuk menghilangkan lendirnya dan
supaya menjadi empuk. Jika sudah empuk (dites dengan cara dicocok dengan
menggunakan garpu). Tiriskan dan sisihkan di tempatnya.
Kemudian masak air di panci
secukupnya. Biasanya saya mengisi air sebanyak setengah panci.
Jika air sudah mendidih,
masukkan gula merah, gula pasir dan jahe. Masak hingga lumer merata.
Potong-potong pisang/ubi
sesuai selera ketebalannya. Kemudian masukkan ke dalam panci yang sudah berisi air
gula dan jahe.
Masak sampai pisang berubah
matang, kemudian baru masukkan kolang kaling.
Masak hingga airnya mendidih,
kemudian kecilkan api kompor.
Tuang 1 bungkus santan
instan ke dalam air mendidih sambil diaduk terus.
Tunggu beberapa menit hingga
santan matang, sambil tetap terus diaduk.
Matikan api kompor.
Kolak siap dihidangkan ke
dalam mangkok atau gelas.
Saya mah standar. Teh anget doang wkkkk
ReplyDeleteTeh manis bisa 2 gelas sendiri 😃
DeleteKolak pisang menu favorit di rumahku juga, Sibuknya bisa dibayangkan ...
ReplyDeleteIyaaa... Masaknya siang, supaya beres duluan.
Delete