Skip to main content

Bersedekah Sepanjang Waktu


Ramadan #13

            Bagaimanakah cara bersedekahmu saat pandemi ini?

            Sebuah hadits riwayat Muslim, bahwa Rasulullah SAW menyampaikan seperti ini :

           “Setiap anggota tubuh memiliki keharusan sedekah pada setiap harinya. Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang untuk naik kendaraan termasuk sedekah, tutur kata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah untuk menunaikan sholat adalah sedekah, menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan adalah sedekah.” (sebuah kutipan dari grup daring Penghafal Al-Qur'an)

Ramadan tiba, maka apapun bisa disedekahkan. Tak cuma materi berupa uang, namun juga bisa berupa makanan, pakaian dan akhlak yang baik. Saya ingin meneladani bahwa Rasulullah SAW adalah insan yang paling dermawan saat Ramadan ibarat angin yang bertiup.  Memberi manfaat bagi orang sekitar dan orang terdekat, meskipun hanya dengan sebutir kurma.

Ketika bukan masa pandemi, pada bulan Ramadan biasanya saya dan anak berusaha setiap hari berjalan keluar untuk mampir ke mesjid, meskipun tidak setiap hari. Di saat perjalanan ke mesjid inilah kesempatan bagi kami untuk mengeluarkan sedekah. Misalnya di tengah jalan bertemu pemulung, kami sedekahkan uang atau makanan. Di dalam mesjid untuk sholat tarawih, kami berusaha rutin untuk memasukkan uang ke dalam kotak infak yang tersedia di dalam mesjid.

Namun saat Ramadan, saya tak banyak keluar rumah, jadi saya memutuskan untuk  menitipkan sejumlah dana kepada teman atau komunitas muslimah yang mau bergerak turun ke jalan untuk membagikan makanan pembuka bagi warga sekitar yang melintas. Sedekah dan infak yang disalurkan kepada lembaga atau mesjid saat ini lebih sering dititipkan melalui transfer bank.

Ada kalanya saya tidak memiliki uang tunai lebih untuk disedekahkan, karena saat itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian di rumah, atau saldo ATM kosong karena sudah digunakan untuk membayar ini-itu, maka saya cari cara lain untuk bersedekah. Misalnya berbagi makanan sekedarnya yang tersedia di rumah saya untuk berbuka puasa. Biasanya saya berikan kepada kakak saya dan keponakan yang rumahnya terdekat dengan saya, atau kepada tukang sayur langganan yang lewat setiap hari di depan rumah saya, atau kepada seorang ibu tua yang bertugas menyapu jalan depan rumah saya, atau kepada abang ojek langganan saat saya panggil membutuhkannya.

Sering kali pada saat Ramadan inilah kesempatan bagi saya untuk mengumpulkan barang-barang bekas layak pakai untuk disumbangkan. Saya harus menyiapkan waktu untuk mengeluarkan semua isi lemari saya dan anak saya, kemudian mulai memilih mana yang sudah tidak muat tapi masih layak pakai untuk orang lain. Ada pakaian, jilbab, sepatu dan tas, maupun peralatan sholat berupa mukena untuk perempuan, sarung untuk laki-laki dan sejadah.

Semua hasil sortiran yang terpilih ini dikumpulkan per kelompok. Ada yang saya niatkan untuk saudara dan kerabat dekat, ada juga yang untuk asisten rumah tangga, ojek dan petugas pengangkut sampah di rumah kami.

Bukan hanya berupa barang-barang tersebut, namun beberapa buku dan kitab suci Al-Qur’an pun sering kali saya lirik untuk saya sumbangkan di bulan mulia Ramadan.

Saya berharap semua yang diberikan dapat dimanfaatkan kembali oleh penerima, juga dapat memberikan kegembiraan bagi penerima dan keluarganya, meskipun bukan barang baru.

Berbagi ilmu agama pun di bulan suci Ramadan menjadi sarana untuk beramal. Saya dan teman-teman saling memberi pesan kebaikan (tausiyah) melalui media daring. Bismillah (dengan menyebut nama Allah), semoga itu menjadi jalan kebaikan bagi orang lain untuk mengikuti dan meneladani kebenaran.

Demikian beberapa contoh pengalaman yang saya lakukan. Tak lupa saya selalu berusaha meluruskan niat ikhlas, hanya berharap keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala dari apa yang sudah saya lakukan. Semoga bermanfaat!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

MENU TAKJIL FAVORIT

  Ramadhan #1 Menu Takjil Favorit Ramadhan tiba. Apa yang terbayang di benak kamu? Mungkin sebagian langsung teringat beberapa menu takjil favorit. Ada yang terbayang berbagai macam minuman segar seperti es buah, es campur, bubur kampiun, kolak, cendol dan lainnya. Masing-masing keluarga pasti memiliki menu favorit sebagai hidangan berbuka. Di seantero Indonesia saat Ramadhan menjamur para penjual makanan berbuka puasa (takjil), dari makanan ringan berupa es, gorengan, jajanan pasar, kerupuk, keripik hingga makanan berat semacam nasi kuning, nasi kebuli dan lainnya. Banyak sekali macamnya. Lapak-lapak makanan seperti ini bermunculan tersebar di sudut kota, di sepanjang jalan raya, di dalam komplek pemukiman, hingga di perkampungan. Mereka hanya bermodal sebuah meja untuk berdagang. Membuka lapak dari pukul 3 sore hingga maghrib saja. Peminat untuk membeli pun tak sedikit. Hampir semua penghuni rumah berburu jajanan di sore hari dengan alasan ngabuburit , istilah bahasa sund

Berburu Tikus di dalam Rumah

               Saat saya pindah ke rumah ini, rumah ini tampak tak terawat. Atap bocor, pompa air rusak, goresan di dinding dan kusen kayu tampak bekas dimakan rayap. Ya, rumah ini sudah lama saya tinggalkan. Dan karena suatu kondisi yang mendesak, saya harus kembali menempati rumah ini.      Satu-satu masalah rumah berusaha saya selesaikan. Panggil tukang ini-itu untuk membantu perbaikannya. Menjadi tugas tambahan bagi saya untuk membersihkan rumah selesai tukang bekerja. Ya, karena tak ada asisten rumah tangga, saya lah yang harus merapikan rumah kembali. Sesekali saya minta bantuan anak saya untuk hal-hal ringan.             Bukan hanya hal-hal teknis saja yang jadi masalah. Rumah pun ternyata tak luput dari gangguan tikus. Setiap hari saya menemukan dapur saya berantakan diacak-acak tikus. Banyak perabot yang dirusak, juga kabel-kabel listrik digigit tikus ini. Segala macam cara sudah saya coba lakukan, seperti menggunakan racun tikus dan lem tikus berulang kali. Dengan bantu