Skip to main content

My Learning Journey

 


MY LEARNING JOURNEY

Tema ini saya ambil dari judul sebuah buku antologi saya “OUR LEARNING JOURNEY” bersama Klub Pena. Di buku itu saya hanya menuliskan tentang satu hal yaitu kesempatan saya belajar menjahit. Sementara petualangan belajar saya tentang hal-hal baru ternyata banyak juga. Beberapa pengalaman ini dimulai sejak saya menjadi seorang ibu.

Belajar Parenting

Ketika anak saya mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2010 dan harus menjalani proses terapi, saya memutuskan untuk mengikuti berbagai kelas parenting berbayar. Istilah parenting guide ini pun baru saya kenal saat anak saya harus menjalani pendidikan Taman Kanak-kanak. Sebelumnya saya hanya mengikuti seminar gratis yang diadakan oleh pihak sekolah saja.

Sejak mengikuti berbagai kelas parenting ini, saya menyadari bahwa ternyata menjadi orangtua itu tidak ada sekolahnya. Karena itu setiap orang tua harus rajin menambah wawasan dalam pengasuhan anak. Jadi selain mengikuti kelas belajar, saya pun jadi rajin membaca buku dan majalah  parenting.

Tidak ada teori yang tepat persis yang bisa diterapkan dalam setiap keluarga. Namun sebagai orangtua kita bisa berkreasi sendiri seperti apa yang mau kita laksanakan di dalam keluarga kita.

Belajar Haiku

Ini berawal dari keinginan diri sebagai ibu untuk menyampaikan kalimat efektif dalam menghadapi anak sehari-hari. Saya menyadari seringnya mengomel setiap hal kepada anak, ternyata tidak memberikan kesan yang membekas, dan terlalu banyak kata yang terbuang.

Tahun 2010 saya pun bergabung dengan sebuah komunitas puisi sastra secara daring, yang fokus pada haiku, puisi khas Jepang yang hanya terdiri tiga baris.

        Di komunitas ini saya belajar mengolah kalimat pendek, menggunakan kata-kata padanan yang tidak membosankan, memilih kalimat tepat dan lugas dalam memberikan sebuah pesan dan kesan. Para senior banyak memberikan wawasan yang luas bagi saya. Saya merasa beruntung dan terbantu sekali.

Belajar Menjahit Perca (lagi) 

        Saat anak saya masuk Sekolah Dasar, otomatis rutinitas saya sebagai ibu rumahtangga memiliki waktu luang yang cukup panjang menunggu anak pulang sekolah. Hal ini tidak saya sia-siakan dengan berleyeh-leyeh. Saya mulai melirik lagi keterampilan menjahit perca (patchwork) yang sudah 10 tahun sudah saya tinggalkan. Ya, tahun 1998 saya sudah mulai mengenal tentang patchwork ini.

        Dulu saya hanya memilih untuk mengikuti satu kelas menjahit saja, dan mengerjakan sendiri berbagai produk di rumah. Namun sekitar tahun 2012 saya memutuskan untuk berguru dalam sebuah komunitas. Senangnya saya bisa bergabung dalam komunitas jahit ini. Menjahit jadi tidak membosankan karena banyak teman. Komunitas ini sering mengadakan pertemuan tatap muka untuk sebuah sewing project dan menjahit bersama. Juga banyak diskusi tentang berbagai hal dalam komunikasi daring.

Belajar Menulis

Saya belajar menulis cerita pendek (cerpen) dan kisah inspiratif bersama Klub Pena yang penggagasnya adalah kakak saya sendiri, pada tahun 2017. Saat itu anak gadis saya sudah berusia 13 tahun. Sebenarnya dialah yang memiliki hobi menulis, dan bercita-cita kelak menjadi seorang novelis fiksi fantasi. Saya pun akhirnya ikut berselancar bersamanya di dalam dunia tulis-menulis.

Banyak ilmu dan wawasan yang saya dapatkan tentang tata bahasa dan proses kreatif sebuah ide, juga tips dan etika menjadi penulis yang baik. Menyenangkan berada di dalam komunitas menulis ini. Bersama mereka, saya sudah bergabung dalam 10 buku antologi.

Belajar Al Quran

Kegiatan ini dimulai tahun 2019 saat anak saya masuk dalam sebuah Sekolah Tahfidz. Saya pun ikut kelompok para ibu yang belajar Al Quran. Kurikulumnya pun sama dengan murid sekolah. Namun bagi ibu-ibu durasinya lumayan panjang, dan tak memiliki target yang seragam. Kemajuan disesuaikan masing-masing individu. Kendala yang dihadapi pun tak sedikit, dari penyesuaian lidah untuk mengucapkan huruf dengan benar, kemampuan menghafal yang terhambat, dan beberapa hal lainnya.

Bagi para ibu, ini adalah pembelajaran seumur hidup yang waktunya panjang dan cukup lambat. Alhamdulillah, yang terpenting bagi saya adalah tetap istiqomah dan terus semangat bersama grup pembelajar Al Quran ini.

Demikian beberapa pengalaman saya. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini juga semakin banyak kesempatan untuk belajar secara daring.

Banyak ilmu, bukan berarti banyak tahu. Justru dengan semakin seringnya saya belajar dan menggali ilmu berulang-ulang, saya jadi malu bahwa saya banyak tidak tahunya. Dengan begitu, saya jadi bersemangat terus untuk belajar dan saya niatkan menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Yuk ah kita semangat terus dalam memperluas wawasan yang kita minati!


Comments

Popular posts from this blog

Bersedekah Sepanjang Waktu

Ramadan #13             Bagaimanakah cara bersedekahmu saat pandemi ini?             S ebuah hadits riwayat Muslim, bahwa Rasulullah SAW menyampaikan seperti ini :             “Setiap anggota tubuh memiliki keharusan sedekah pada setiap harinya. Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang untuk naik kendaraan termasuk sedekah, tutur kata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah untuk menunaikan sholat adalah sedekah, menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan adalah sedekah.” (sebuah kutipan dari grup daring Penghafal Al-Qur'an) Ramadan tiba, maka apapun bisa disedekahkan. Tak cuma materi berupa uang, namun juga bisa berupa makanan, pakaian dan akhlak yang baik. Saya ingin meneladani bahwa Rasulullah SAW adalah insan yang paling dermawan saat Ramadan ibarat angin yang bertiup.   Memberi manfaat bagi orang sekitar dan orang terdekat, meskipun hanya dengan sebutir kurma. Ketika bukan masa pandemi, pada bulan Ramadan biasanya saya dan anak b

MENU TAKJIL FAVORIT

  Ramadhan #1 Menu Takjil Favorit Ramadhan tiba. Apa yang terbayang di benak kamu? Mungkin sebagian langsung teringat beberapa menu takjil favorit. Ada yang terbayang berbagai macam minuman segar seperti es buah, es campur, bubur kampiun, kolak, cendol dan lainnya. Masing-masing keluarga pasti memiliki menu favorit sebagai hidangan berbuka. Di seantero Indonesia saat Ramadhan menjamur para penjual makanan berbuka puasa (takjil), dari makanan ringan berupa es, gorengan, jajanan pasar, kerupuk, keripik hingga makanan berat semacam nasi kuning, nasi kebuli dan lainnya. Banyak sekali macamnya. Lapak-lapak makanan seperti ini bermunculan tersebar di sudut kota, di sepanjang jalan raya, di dalam komplek pemukiman, hingga di perkampungan. Mereka hanya bermodal sebuah meja untuk berdagang. Membuka lapak dari pukul 3 sore hingga maghrib saja. Peminat untuk membeli pun tak sedikit. Hampir semua penghuni rumah berburu jajanan di sore hari dengan alasan ngabuburit , istilah bahasa sund

Berburu Tikus di dalam Rumah

               Saat saya pindah ke rumah ini, rumah ini tampak tak terawat. Atap bocor, pompa air rusak, goresan di dinding dan kusen kayu tampak bekas dimakan rayap. Ya, rumah ini sudah lama saya tinggalkan. Dan karena suatu kondisi yang mendesak, saya harus kembali menempati rumah ini.      Satu-satu masalah rumah berusaha saya selesaikan. Panggil tukang ini-itu untuk membantu perbaikannya. Menjadi tugas tambahan bagi saya untuk membersihkan rumah selesai tukang bekerja. Ya, karena tak ada asisten rumah tangga, saya lah yang harus merapikan rumah kembali. Sesekali saya minta bantuan anak saya untuk hal-hal ringan.             Bukan hanya hal-hal teknis saja yang jadi masalah. Rumah pun ternyata tak luput dari gangguan tikus. Setiap hari saya menemukan dapur saya berantakan diacak-acak tikus. Banyak perabot yang dirusak, juga kabel-kabel listrik digigit tikus ini. Segala macam cara sudah saya coba lakukan, seperti menggunakan racun tikus dan lem tikus berulang kali. Dengan bantu