Saat saya pindah ke rumah ini, rumah ini tampak tak terawat.
Atap bocor, pompa air rusak, goresan di dinding dan kusen kayu tampak bekas
dimakan rayap. Ya, rumah ini sudah lama saya tinggalkan. Dan karena suatu
kondisi yang mendesak, saya harus kembali menempati rumah ini.
Satu-satu
masalah rumah berusaha saya selesaikan. Panggil tukang ini-itu untuk membantu
perbaikannya. Menjadi tugas tambahan bagi saya untuk membersihkan rumah selesai
tukang bekerja. Ya, karena tak ada asisten rumah tangga, saya lah yang harus merapikan
rumah kembali. Sesekali saya minta bantuan anak saya untuk hal-hal ringan.
Bukan hanya
hal-hal teknis saja yang jadi masalah. Rumah pun ternyata tak luput dari
gangguan tikus. Setiap hari saya menemukan dapur saya berantakan diacak-acak
tikus. Banyak perabot yang dirusak, juga kabel-kabel listrik digigit tikus ini.
Segala macam cara sudah saya coba
lakukan, seperti menggunakan racun tikus dan lem tikus berulang kali. Dengan
bantuan alat listrik pengusir tikus pun ternyata tak berhasil mencegah tikus menyelinap
masuk ke dapur.
Keadaan benar-benar seperti perang
dengan si hama ini. Menyebalkan. Saya terus berburu untuk menangkap tikus-tikus
ini. Hampir tiap hari kami mendapat satu atau dua ekor dalam perangkap lem
tikus. Bahkan pernah dapat empat ekor anak tikus yang kecil. Menjijikan!
Begitu banyak tikus yang tertangkap
pada perangkap lem, saya perhatikan bahwa bentuk wajah dan telinganya berbeda-beda
loh… Ada tikus got yang berbadan besar dan telinganya kecil, ada tikus yang berasal dari pohon rambutan
yang berbadan kecil dan telinganya besar.
Tikus-tikus ini ternyata masuk menyelinap
dari talang air yang berada di dapur dan tempat cucian pakaian. Di belakang
rumah kami ada lahan kosong yang tumbuh pohon rambutan besar sekali.
Dahan-dahannya menjuntai hingga ke atap dapur saya. Bersama tetangga kiri kanan
dan belakang saya, kami sepakat menebang dahan-dahan pohon tersebut yang
mengganggu rumah kami.
Hampir
setiap hari saya kewalahan membersihkan rumah dari sisa-sisa penyerbuan si
tikus. Terutama dapur yang menjadi kotor. Sampah juga berserakan. Berulang kali
saya harus mencuci ulang seluruh perabotan dapur, mulai dari piring, wajan,
panci, ceret teko air dan sebagainya.
Selain
tenaga yang terkuras untuk berburu dan berbersih, hampir tiap pekan saya juga
harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli lem tikus berulang-ulang serta
karbol wangi sebagai desinfektan.
Akhirnya
saya kembali memanggil tukang untuk mengganti plafon rumah supaya semua lubang
terbuka jadi tertutup. Talang air pun dipasang kawat jaring penutup bagian
ujungnya. Pekerjaan ini dilakukan secermat mungkin. Berharap jangan ada lagi
celah masuk bagi si tikus.
Baru sehari berlalu pekerjaan tukang
beres, eh masih saja tikus yang nekat masuk. Saat saya sedang mencuci piring,
tiba-tiba ada seekor tikus pohon yang terjun bebas dari bagian tengah atap
teras dapur yang terbuat dari fiber. Waduh! Benar-benar nekat.
Syukurlah itu adalah tikus terakhir yang
berhasil masuk ke rumah. Hari-hari
berikutnya rumah pun sudah terbebas dari serbuan tikus. Betapa leganya saya. Tinggal
saya yang masih sibuk melanjutkan beres-beres rumah untuk menghilangkan jejak kotoran
dan bau dari tikus-tikus itu.
Alhamdulillah.
Paling sebel kalo tikus masuk rumah... segala makanan di cemal-cemil. dan bau pipisnya itu loh yang bikin pusing..
ReplyDeleteBeneeer..
DeleteAromanya itu loooh bikin mual.
Mikimos bikin repot emang..
ReplyDeleteHihi... Sampai bingung yg mana si miki, yg mana si mini!
DeleteBaiklah miki. Kita putus saja!
ReplyDeleteLo gue end!
DeleteHahaha...